Indah
dan Vina adalah sepasang kakak beradik. Namun mereka tak pernah akur. Selalu
saja ada keributan di antara mereka. Seperti yang terjadi kali ini.
Pertengkaran itu dimulai ketika Indah menumpahkan teh di atas poster kakaknya. Akibatnya,
poster yang sudah dibuat kakaknya semalaman itu basah dan menjadi tak karuan.
Padahal poster itu harus dikumpulkan besok. Vina yang tidak terima atas
perbuatan adikya kesal, dan memarahi Indah. Namun, Indah justru ikut-ikutan
marah.
“Kamu tu ya. Nggak pernah bikin kakak
seneng. Selalu nyusahin!” bentak Vina.
“Iihh, aku kan nggak sengaja. Nggak
usah marah-marah gitu kenapa!” Indah ikut membentak.
“Tapi kakak jadi nggak bisa ngumpulin
posternya tepat waktu. Gara-gara kamu!”
“Tapi kan kakak masih bisa bikin lagi!”
“Arrggghh. Dasaaarr! Nyebelin!”
“Biarin!” kata Indah acuh. Lalu masuk
ke kamarnya dan membanting pintu.
Vina hanya bisa menghela napas. Dalam
hati, Indah mengakui, ia memang salah. Namun ia malu untuk meminta maaf pada
kakaknya itu. “Bagaimanapun aku ini adiknya. Harusnya dia sayang sama aku,
bukannya malah marah-marah dan nyalahin aku terus.” Gerutu Indah. Ia hanya
mendengarkan omelan kakaknya tanpa memperdulikannya. Beberapa menit kemudian,
ia sudah tak mendengar omelan kakaknya lagi. Akhirnya. Selesai juga anak itu mengomel. Batin Indah.
~~~
Sepulang
sekolah..
“Assalamu’alaikum. Halo ma, mama
dimana? Kok belum jemput aku?”
“Wa’alaikumsalam. Maaf ndah, mama nggak
bisa jemput kamu. Mama ada meeting penting. Tapi mama udah telpon Kak Vina,
suruh jemput kamu. Kamu tunggu aja, ya?”
“Emm, yaudah deh. Assalamu’alaikum”
“Wa’alakumsalam”
Klik…
Aku menutup telepon. Lalu aku duduk di
tempat biasa aku menunggu jemputan. Tapi, tiba-tiba hujan turun dengan deras.
Aku lalu masuk ke dalam sekolah untuk mencari tempat berteduh.
5
menit. 10 menit. 15 menit…
”Kakak mana sih? Lama banget. Dasar!
Pasti dia sengaja, biar aku nunggu lama!” Kata Indah marah.
Karena kesal menunggu, Indah menelpon
kakaknya. Tapi tak ada balasan. Nomernya tak aktif.
“Ihhh. Kakak nyebelin banget sih! Aku
benci punya kakak kaya dia. Dia gak pernah sayang sama aku. Kerjaannya nyiksa
mulu!”
Beberapa
menit kemudian, mama menelepon.
“Assalamualaikum, Indah kamu dimana?
Mama udah di depan sekolah. Cepet keluar, barusan mama dapet kabar kakakmu
kecelakaan.”
“Apa?? Kakak kecelakaan? Kapan?” Indah
terkejut mendengar kabar dari mama.
“Tadi waktu di perjalanan jemput kamu.
Udah cepetan, kakak udah dibawa ke rumah sakit.”
“Iya ma.”
~~~
Di
rumah sakit..
“Kakak!” Aku menjerit ketika melihat
keadaan kakak. Tangannya patah, dan tubuhnya luka-luka.
“Indah. Maaf, tadi waktu kakak di
perjalanan mau jemput kamu, jalan rame banget, ditambah tadi lagi hujan. Jadi
kakak ngebut biar cepet sampe, takut kamu nunggu kelamaan. Tapi karena
buru-buru, kakak nggak liat ada mobil di depan kakak. Jadi motor kakak nabrak
mobil.”
Indah menitikkan air matanya. Kakak yang selama ini aku anggap jahat,
ternyata sayang banget sama aku. Dia
rela hujan-hujan jemput aku. Takut aku nunggu lama, dia ngebut. Tapi aku malah
marah-marah dan nggak sabar. Sampai bilang kalau aku benci sama dia. Aku emang
jahat. Indah menyesali perbuatannya. Ia lalu mendekati kakaknya.
“Kak, maafin aku ya. Selama ini aku
selalu nakal. Dan musuhin kakak terus.” Katanya tertunduk.
“Nggak apa-apa. Kakak juga yang salah.
Kakak cuma mentingin urusan kakak sendiri. Kakak nggak pernah mikirin kamu.
Maafin kakak ya?” Vina ikut menangis.
Indah mengangguk. Mereka berdua saling
berpelukan. Setelah kejadian itu, mereka selalu akur dan tak pernah bertengkar
lagi.
Postingan
.jpg)
